KEJUTAN ulang tahun tengah malam pada saat traveling tentu menyenangkan, sekaligus mendebarkan. Kau perlu rasakan setidaknya sekali seumur hidup, entah sebagai pelaku kejutan atau korban yang dikejutkan.
Kisah ini terjadi akhir tahun lalu tatkala kami pelesiran di Bandung. Saya dan Mbul tiba lebih dahulu dengan kereta api tut tut tut. Dua teman yang lain, Ndar & Kew, baru akan tiba tengah malam nanti dengan pesawat karena kebetulan mereka berdua adalah TKI kantoran di negeri merlion.
Kebetulan tengah malam nanti bertepatan dengan hari ulang tahun Kew. Dan tiga orang temannya ini (plus satu orang yang tak bisa hadir) sudah berencana hendak memberinya kejutan ultah.
Skenarionya sederhana saja: saya dan Mbul bersembunyi di kamar hotel yang sudah digelapkan. Ndar bertugas mengalihkan perhatian. Kemudian setelah Kew masuk kamar maka lampu akan dinyalakan dan kami semua muncul sambil berseru: “Surprise! Happy birthday!”
Lalu lilin ulang tahun pun dinyalakan. Make a wish. Tiup lilin.
Gampang & mudah, bukan?
BUKAAAAAN!
Berburu Birthday Cake
Tugas pertama saya dan Mbul adalah mencari birthday cake. Setiba di hotel kami leyeh-leyeh dulu (kecapekan jalan kaki dari stasiun kereta hingga hotel di Dago), lalu melipir ke BIP, nungguin Mbul yang lama nian nyangkut di bazaar busana muslim, balik hotel, istirahat, mandi, lalu cari makan malam di Jalan Riau.
Sekitar pukul 21 ketika toko-toko mulai tutup barulah kami berdua kelabakan karena belum mendapat birthday cake yang dicari. Sempat kepikiran untuk mengganti kue ultah dengan sate Padang, namanya juga force majeure.
Untung di dekat hotel ada toko roti Belanda, singgahlah kami ke sana. Pilihan satu-satunya saat itu hanyalah mini tiramisu. Ada sih pilihan roti buaya, tapi kok kesannya mau kawinan. Akhirnya Mbul memutuskan mengambil 4 buah mini tiramisu.
Lho, kenapa 4 sekaligus?
“Supaya kita kebagian seorang satu!” jelas Mbul riang. Hahaha, ogah rugi!

Jangan Lupa Lilinnya
“Mbul, lilinnya gimana?” tanya saya.
“Lupa bawa!” Mbul memang awalnya janji mau bawa lilin ultah dari rumah.
Akhirnya kami mendapat lilin ultah di Riau Junction. Cuma dua biji pula. Tapi antri di kasir selama 2 abad.
*pijat betis*
Jangan Lupa Korek Apinya
Sudah di kamar hotel, sudah cuci muka cuci kaki, siap menyalakan lilin.
“Mana korekna? Euewuh!” Mbul seketika menjelma Ceu Popong. Kami memang tak ada yang merokok, tapi saling mengandalkan satu sama lain dimana tak ada satupun yang membawa korek api ataupun lighter.
Terpujilah mamang-mamang pekerja hotel yang akhirnya bersedia meminjami kami Zippo ala-ala.
Jangan Lupa Jamuan Ultahnya
Lapar. Belum sempat makan.
Demikian pesan Kew via Whatsapp begitu ia dan Ndar mendarat di bandara. Bergegas saya dan Mbul membeli sate Padang (akhirnya!), satu-satunya penjaja makanan yang masih buka dan lokasinya paling dekat hotel.

Hati-hati Ngomong Di Grup
Supaya rencana berjalan lancar, maka saya, Mbul, Ndar, dan Emen (yang terakhir ini seorang teman yang batal ikutan ke Bandung) membuat grup Whatsapp baru yang tidak ada Kew-nya, sebut saja namanya Grup 2. Supaya Kew tidak curiga, kami juga tetap aktif ngobrol bersamanya di Grup 1. Pokoknya kami sepakat seolah-olah lupa sama ultah Kew di Grup 1.
Tepat tengah malam, ternyata Kew & Ndar belum juga tiba di hotel, dan tanpa dosa si Emen malah kasih spoiler di Grup 1.
Selamat ultah, Kew!
Saya dan Mbul berpandangan. Krik krik moment. Mungkin Emen mengira kalau acara kejutan ultah ini sudah berlangsung. Padahal yang ditunggu belum juga sampai. Grup 1 yang tadinya ramai langsung hening.
*tendang Emen dari Grup 1 & 2*
Jangan Terlalu Tegang
Begitu dapat kabar dari Ndar bahwa mereka sudah mendekati hotel, maka saya dan Mbul segera menemui respsionis di lantai bawah untuk menitipkan kunci kamar.
Kembali ke lift, semua masih sibuk koordinasi via Grup 2. Menit demi menit yang bikin tegang. Emen kita cuekin, hahaha!
Sampai kemudian…
“Kok gak sampe-sampe ya?”
Ternyata lift tidak bergerak dari tadi walaupun pintu tertutup. Kami lupa memencet tombol nomor lantai yang dituju.
Sekali Lagi, Hati-hati Ngomong Di Grup
Terlibat dalam dua grup Whatsapp yang sedang aktif bisa mengakibatkan salah kirim.
Sudah gelap-gelapan nih! Kunci dititip di resepsionis ya!
Itu pesan Mbul buat Ndar di Grup 2, TAPI malah nyasar ke Grup 1!
Mbul begitu menyadari kesalahannya barusan langsung melempar ponsel ke ranjang. “Mampus aing!”
Saya langsung tergelak tapi dengan perasaan masygul. Hebat, Mbul! Bravo! Hahaha! *ketawa frustrasi*
Tapi saya langsung minta Mbul mengoreksi pesannya tadi. Dia langsung menurut.
Maksudnya sudah pada tutup nih tempat dugemnya, jadi gelap… Kita juga otw balik ke hotel…
Alasan apa itu, Mbul? Sejak kapan kita ngedugem, malam Jumat pula! Hih!
Cari Tempat Sembunyi Yang Aman
Kami tidak sempat melakukannya.
Tak lama kemudian terdengar suara-suara depan pintu kamar. Secepat itukah? Mestinya kan Ndar kasih missed call begitu mereka tiba di lobi hotel.
Pintu kamar yang kemudian terbuka memasukkan cahaya koridor ke dalam ruangan yang gelap. Mbul langsung menutup muka pakai mukena, dan saya tak bisa berbuat apa-apa karena sedang memegang nampan kue di ranjang. Lilin saja belum sempat dipasang.
Bagai maling kepergok, dengan muka pucat dan salah tingkah saya berpaling pada Kew yang berdiri terkesiap di depan kamar: ‘Hai, selamat ulang tahun…’
Keep Everything Simple
Kew memang terkejut, kebetulan ia tak sempat membaca pesan-pesan di Grup 1 karena ketiduran di taksi. Ketika mereka sampai di lobi, resepsionis langsung memberi kunci kamar tanpa banyak tanya.
Ndar yang malah gelagapan karena tak sempat kirim missed call kepada kami. Saking paniknya ia sampai lupa cara pindah provider ke SIM card lokal, dan sudah tak terpikir untuk kirim pesan via Whatsapp. Pokoknya amburadul.
Tapi intinya kejutan kami membuahkan hasil, meski kacau pelaksanaannya. Kew langsung berseri-seri wajahnya tatkala lilin dinyalakan, meski agak bete pas tiup lilin kok nyala lagi-nyala lagi. Hahaha, tampaknya kami salah beli lilin. OK, lain kali pakai lilin rumahan saja (itu lho yang gampang ditiup kalau babi ngepet sedang dalam kondisi bahaya).
Kamar pun langsung ramai dan hangat oleh gelak tawa saat kami menceritakan ulang semua kekacauan tadi. Mini tiramisu dan sate Padang sungguh kombinasi yang ajaib namun mengenyangkan. Dan kebersamaanlah yang bikin menyenangkan. Bahagia itu sederhana.
Selamat ulang tahun, Kew!
Bagaimana dengan kalian, punya kisah kejutan ultah tengah malam saat traveling? Ayo cerita! 🙂
Disgiovery yours!
Haaaa, seru bacanya mas. Biasanya kalau kelompok kami nggak gitu mas. Hanya biasa saja, palingan langsung nodong nyuruh makan-makan 🙂
Hahaha ini juga baru kali pertama kami ngadain kejutan tengah malam 🙂
Makan-makan? Udah pasti, hehehe..
Sate Padang sebagai pengganti birthday cake, patut dicoba! 😀 Ya ampun, ini mimpi buruk banget kalau dilakukan sama orang-orang yang terbiasa detil dan terencana, tapi untung ujungnya happy ending. 🙂
Bama, you mean for Arians like us? Bangets! Hahaha, untung happy ending! 🙂
*colek tiramisu ke bumbu sate padang*
Huahaha. Lucu banget!
Aku mau ngejutin seseorang ahhh!
Ayo siapa ayooo 😀
Kocak banget, bayangin kekonyolan kalian semua 😀
Almost impossible mission, hahaha! Untung aja accomplished! 😀
hahahaha itu yang salah chat di WA group minta ditendang bgt dahh x))
kalo aku pernahnya malah jd yang disuprise-in ultahnya….iiih bikin kaget plus terhura banget deh, gak nyangka bakal digituin, so sweet 😀 *elap air mata*
Waaah cerita lebih detail dong Dit! Pasti banyak keseruan behind the scene-nya! 😀 #kepo
wahhh seru ya lucu
w bacanya sampe ngakak hahhaha
Hahaha tengkyu! 😀
Heheh seru ya.. Saya jg pny cerita, jd sehari sebelum ultah dia kita ke jogja, hiahaha pertama kali ke jogja ga tau tempat, gatau harus beli kue ultah dmn, mo bikin surprise? Mati aja!! Akhirnya cm kefikiran beli ice cream sekotak sm tusuk gigi.. Hehehhe
Wah seru juga pakai sekotak es krim! Tusuk gigi buat apa, pengganti lilin? 😀