“MORNING spirit!”
Salam terucap kemanapun kau berpapasan dengan staff hotel The ONE Hotel Legian, kapanpun itu baik pagi, siang, atau malam. Awalnya sempat tergelitik, kenapa tak ada yang mengucap ‘afternoon spirit‘ ataupun ‘evening spirit‘. Namun pada akhirnya terungkap juga alasan bahwasanya The ONE Hotel Legian mengusung konsep ‘the spirit of sunrise‘, atau semangat mentari pagi yang menandakan permulaan hari baru, harapan baru, dan impian baru.
Pada masa-masa awal ke Bali saya kerap memilih tempat bermalam di labirin Poppies Lane, dimana terdapat ketenangan di balik hingar bingar Kuta-Legian. Aneh ya, kalau tak suka suasana gegap gempita kenapa pula harus menginap di daerah sana.
Tapi saya adalah pengamat keramaian. Canang sari, asap dupa, peselancar, pendoa, lalu lalang kaki, lintas bahasa, debur ombak, dentum musik, semua campur baur di sini memberi dinamika yang mungkin tak ada di wilayah lain.
Menginap di kawasan utama jalan Legian menjadi semacam tantangan baru bagi saya. Seberapa gaduh dan seberapa gundah yang saya bisa hadapi di sana adalah tanda tanya. Lalu semesta mengantarkan saya hingga di lobi utama hotel The ONE Hotel Legian. Petualangan dimulai. Here we go!

‘Morning Spirit’ in The ONE Hotel Legian
Kehangatan matahari pagi dari tegur sapa. Bangunan The ONE Hotel Legian sendiri tampak megah dari sisi jalan. Dahulu ia merupakan bangunan hotel The 101 Legian, lalu setelah restorasi dan penambahan gedung baru, jadilah The ONE Legian yang berstatus bintang 4. Security control di gerbang masuk menandakan jaminan fasilitas keamanan.
Sebuah eskalator membawa naik ke lobi utama, sebuah ruangan luas dengan banyak sofa dan penerangan yang tidak menyilaukan (terasa nyaman bagi mata silindris seperti saya). Resepsionis melontarkan ‘morning spirit‘ dan melayani proses check in dengan sigap dan singkat. Suguhan welcome drink sungguh menyegarkan.

My Sunshine Bright Deluxe Room
Semangat mentari pagi terwujud dalam kamar bernuansa cerah dengan aksen warna pastel dan jingga. Fasilitas dan amenities lengkap sesuai standar hotel bintang 4. Kasurnya empuk dengan bantal yang nyaman dipeluk. Kamar mandi lengkap dengan shower panas & dingin, termasuk sabun & shampoo yang dengan senang hati saya gunakan (biasanya saya tak suka toiletries hotel yang standar-standar saja).
Balkon di kamar Deluxe menghadap ke kolam renang yang bernuansa hijau dari tanaman gantung. Oh, saya juga suka lantai kamar ini yang berpola garis-garis simetris.
Koneksi free wifi lancar jaya sejak dari lobi hingga masuk dalam kamar yang senyap. Tapi sebagai pengguna gawai lebih dari satu tampaknya perlu penambahan power outlet di dalam kamar yang saya tempati guna mendukung operasional perangkat gaya hidup. Namanya juga kaum urban, hehehe.


My Best Experience
Lunch treat at De Basilico Kitchen & Bar
Saya lemah sama makanan. Apalagi makanan lezat berlimpah, semua uring-uringan bisa langsung hilang. Walau belum mencoba semua menu di De Basilico Kitchen & Bar, tapi apapun yang tersaji dari sana langsung ludes tanpa tedeng aling-aling. Favorit saya antara lain crab cake, baked tamarillo chicken breast, dan grilled lamb chop. Tampaknya saya akan buat postingan terpisah tentang pesta pora ini. Yang jelas jempol raksasa buat chef Picha.
Urban street food at The Deck
Bertempat di depan hotel tepat di sisi jalan Legian, makan malam ala urban street food ini menyajikan pesta bbq dengan berbagai pilihan menu all you can eat. Ada aneka sate & sosis, chicken drum stick, fish fillet, jagung manis, aneka salad + dressing, tak ketinggalan menu tradisional nasi jinggo (mirip sajian nasi kucing dalam daun pisang hanya porsinya lebih besar). Aroma bbq dengan asap yang menguar dijamin bikin pejalan kaki yang melintas tergiur untuk mencoba.
Balinese massage at The Spa
Keahlian masseuse The Spa sukses membuat saya ketiduran. Dimulai dari pijatan kaki hingga ke seluruh tubuh dengan baluran minyak aromaterapi bikin badan penat saya menjadi rileks. Satu jam terapi sungguh melenakan sehingga masseuse terpaksa membangunkan saya dengan suara lembut. Secangkir teh rempah hangat sudah tersaji sebagai penutup.



My Favorite Things To Do
Eat hearty breakfast at Rooftop Dine
Sarapan yang tak bisa dilewatkan mulai dari meja salad & buah, meja telur & dimsum, hingga meja makanan utama (saya paling suka nasi gorengnya). Minumnya tersedia aneka sari buah, susu putih, dan susu cokelat segar. Saya tidak menyantap makanan manis, tapi harus diakui produk pastry mereka sungguh lembut dan empuk.
Lovefool with Romeo Pool
Romeo Pool adalah kolam renang yang letaknya diapit oleh gedung lama & gedung baru The ONE Legian. Kolam ini memanjang puluhan meter sehingga saya bisa leluasa berenang sambil berlatih pernapasan. Jam-jam sepi di Romeo Pool biasanya menjelang malam. Pada saat senja dan lampu-lampu dinyalakan, kolam ini bahkan jadi terlihat fotogenik.
Leyeh-leyeh di lobby lounge
Datanglah ke lobi, carilah sofa yang menghadap teras. Beberapa sofa bisa menjelma daybed yang dapat dipakai duduk-duduk sambil meluruskan kaki. Kabar baik, terdapat power outlet pula, hingga bisa leyeh-leyeh sambil kerja online. Dari sini saya juga bisa melihat hilir mudik manusia di jalan Legian tanpa mereka menyadari bahwa ada pengamat keramaian sedang bertugas. Bosan di lounge? Tinggal turun satu lantai ngopi-ngopi di Starbucks.



My Sincere Tips For You
Choose your room wisely
Semua tipe kamar memang bisa meredam suara dari luar. Namun bagi penggemar kegiatan air bisa pilih kamar dengan akses langsung ke Romeo Pool ataupun Sky Pool, hanya saja suasana di sekitar kolam akan gaduh jika sedang ada kegiatan.
Watch Movie Night for not-so-partygoers
Alias layar tancap modern di rooftop yang memutar film-film box office selama 4 kali seminggu, setiap jam 7-10 malam. Penonton dapat duduk di sofa atau daybed yang tersedia, sambil mengudap popcorn gratis.
Join the Sky Pool Party for partygoers
Pesta yang diadakan 3 kali seminggu di kolam renang rooftop, dimulai sejak pukul 3 sore. Terdapat aneka permainan dengan hadiah, penampilan DJ, hingga marathon shot yang populer.

Jadi, bagaimana pengalaman saya dengan The ONE Hotel Legian?
Konsep One Stop Kuta-Legian Experience memang tepat sasaran. Tanpa perlu setiap saat keluar hotel, para tamu dapat menikmati semua fasilitas dan acara menarik yang diadakan bergantian setiap hari. Bahkan sebagai pengamat keramaian yang menyukai ketenangan, saya pun dapat merasa betah menghabiskan waktu di sini. Selain itu keramahan para staf hotel juga jadi poin utama. Rasanya bagai sedang berkunjung ke tempat kawan.
The ONE Legian
www.theonelegian.com
Jl. Legian No. 117 Badung – Bali 80361
telp. +62 361 3001 101 | fax +62 361 3002 101
301 rooms (177 Superior, 124 Deluxe), 2 swimming pools, 3 resto & bar
Disgiovery yours!
Disclaimer
This post was made possible by The ONE Hotel Legian which invited me to have the hotel experience in January 2016. However this review was written solely by my own opinion. My very best gratitude to mbak Irma, mas Eko, bli Putu, chef Picha, and all the staff who made my day during the staycation. Morning spirit, all!
*menyimak gaya reviewnya* *terpukau foto-fotonya* *ngarep ikutan baringan di ranjangnya* #eh
Ahahaha thanks Yan! Eh ranjang yang mana nih, ada 300an kamar lho di The ONE Legian ini, hahaha 😀
Spa nya mantap jaya, kalau deket dari rumah bakal langganan deh 😀 *dua jempol*
Jadi pengen belajar pijet, biar bisa buka spa sendiri, huahaha 😀
enak sih enak, tapi duitnya itu lho….
Hehehe kan nabung dulu kak..
Kalo bagi saya selama anggaran yang dikeluarkan sebanding sama yang didapat then it’s worth it! 😉
luar biasa thanks iyah brooooooh Gio, mampir mampirlah
Suksma, chef Picha! Glad you visit here 😀
Pastinya kalo ke Bali mampir ke The One!