KONON pasir pantai Ngurbloat adalah tumpahan pupur bidadari dari kahyangan (tak usah bayangkan kenapa bisa tumpah, mungkin sedang uring-uringan). Pasir pantainya demikian halus, terasa lembut dan licin di telapak kaki. Ada yang bilang sehalus terigu, bedak, atau apalah. Kabarnya National Geographic bahkan pernah menyebut lokasi ini sebagai pantai dengan pasir terhalus di dunia. Sungguh beruntung desa Ngilngof di pesisir barat pulau Kei Kecil, Kepulauan Kei, Maluku Tenggara ini karena dianugerahi pantai Ngurbloat yang punya ciri khas istimewa.
Kedatangan kami ke pantai Ngurbloat (atau disebut juga pantai Pasir Panjang) ini adalah untuk berburu senja, alias menyaksikan suasana matahari terbenam. Pasti ada saja yang bertanya-tanya bukankah sunset view di manapun sama saja, apalagi di pantai. Tapi yang menanyakan hal itu pastilah hanya memandang dari sisi visual saja. Padahal yang kami cari adalah experience, dimana pengalaman yang didapat tiap orang pasti berbeda-beda, bahkan walaupun berada di lokasi/waktu yang sama.
Pesona Meti Kei
Salah satu fenomena unik yang cuma ada di Kei adalah meti kei (atau met evav), dimana antara bulan Oktober-November air laut akan surut sesurut-surutnya sehingga menyebabkan pantai yang landai akan menyerupai daratan luas bahkan hingga berkilometer panjangnya ke arah laut. Menarik, bukan? Bukan kebetulan jika pantai Ngurbloat dipilih sebagai pusat kegiatan Festival Pesona Meti Kei sejak 2016 (meski fenomena alam ini terjadi di hampir semua pantai di Kei).
Saya bisa melihat sendiri betapa pantai Ngurbloat memang cocok dijadikan pusat kegiatan Festival Pesona Meti Kei. Ia punya garis pantai panjang hingga 5 km sehingga bisa menampung banyak orang dan kegiatan. Lokasi pantai pun tak jauh dari kota Tual ataupun Langgur (ibukota kabupaten Maluku Tenggara) sehingga mudah dicapai. Tapi jangan bayangkan pantai Ngurbloat adalah pantai kumuh dengan banyak orang. Salah. Pantai ini bersih dan relatif sepi seperti pantai-pantai di Kei lainnya.

Pasir Pantai Terhalus di Dunia
Pasir sehalus hati rapuh seorang perawan ini sudah saya ketahui bertahun silam dari testimoni seorang teman ketika ia berkunjung ke Kei dalam misinya bersepeda keliling Indonesia [silakan baca: Halfway Across Indonesia]. Sejak itu Kei pun masuk ke dalam bucket list karena hati saya juga rapuh (alasan apa ini?). Beruntung pada akhirnya saya mendapat kesempatan merasakan sendiri halusnya bedak pasir pantai Ngurbloat. Saking serunya bermain di atas pasir hingga guling-gulingan, kami malah nyaris tak menyentuh air laut.
Pasir dalam kondisi kering memang halus lembut dan licin bak bedak atau terigu. Tapi pasir dalam kondisi basah malah punya tingkat kelembaman tinggi, bak adonan semen padat. Saya mencoba pose lompat dari atas perahu, mengira akan mendarat empuk di atas pasir. Namun ternyata pasir yang saya darati lebih solid dari perkiraan karena dalam kondisi basah. Alhasil pendaratan berlangsung tidak mulus sehingga saya memutuskan hanya melompat sekali saja.
Rayuan Pohon Kelapa
Tumbuh itu ke samping, bukan ke atas! Mungkin itu jargon yang dianut sebatang pohon kelapa di tepi pantai Ngurbloat. Saya yakin pohon kelapa ini bisa dibilang maskotnya pantai Ngurbloat (sekaligus di-iri-kan oleh seama pohon kelapa) karena jadi ciri khas dan banyak sekali orang yang berfoto dengannya. Termasuk kami.
Walau kelihatannya tak terlalu tinggi, tapi meniti batang pohon kelapa ini lumayan menegangkan, apalagi bagi yang takut ketinggian. Awalnya kaki bisa berpijak mantap, tapi semakin ke tengah pijakan semakin labil karena batang pohon mulai bergoyang seiring gerakan tubuh. Namun begitu kita sudah nyaman bercokol di atas sana, dijamin ketagihan dan minta diambilkan gambar dari berbagai sisi.
Kopi Sore ala Pantai Ngurbloat
Berteduhlah kami pada sebuah saung bambu, satu di antara deret lainnya yang menyempil di sela-sela pokok nyiur. Terhidanglah aneka gorengan panas-panas: pisang, ubi, sukun. Celup-celup pada sambal ulek. Uniknya rasa manis gurih bercampur pedas di lidah. Ada pula keripik pisang renyah dan rujak buah berbumbu gula merah kental dengan sedikit ulekan kasar kacang tanah. Teh & kopi tubruk turut menemani. Sungguh sore yang mendamaikan perut (dan mood).
Jika pengunjung ingin menikmati santapan berat macam ikan bakar atau hidangan laut lainnya pun sebenarnya tersedia. Hanya saja kami sudah merasa cukup dengan kudapan ringan, jadi tak perlu lagi memesan nasi dan teman-temannya. Selain saung-saung bambu, terdapat juga kafe dengan kursi bean bag warna-warni. Tampaknya lebih seru leyeh-leyeh di sini sembari menikmati suasana sunset. Tapi kami sudah enggan berpindah dari saung.
Senja Merah Jambon
Pelangi muncul dari balik awan berarak di atas pucuk-pucuk pepohonan. Tampaknya bidadari kahyangan pun memutuskan untuk menikmati sore di pantai Ngurbloat. Bukan kebetulan jika kami pun memutuskan untuk berjalan menyusuri pantai. Sebentar lagi matahari akan terbenam dan memori kamera kami perlu diisi dengan gambar-gambar senja terbaik. Jika beruntung mungkin kami akan berjumpa kawanan bidadari, siapa tahu!
Sesuai nama aslinya Pasir Panjang, pantai ini punya garis pantai membentang sepanjang 5 km. Berjalan susur pantai sambil menanti matahari terbenam dapat dijadikan kegiatan ideal di lokasi ini. Tapi pengalaman istimewa yang saya rasakan di pantai Ngurbloat ini adalah suasana sunset yang bernuansa pink alias merah jambon. Sekilas memang warna jingga keemasan yang mendominasi, tapi saya tahu ada partikel merah jambon yang mengisi ruang alam. Seperti layer transparan. Masing-masing kami terdiam sambil mengambil gambar, seakan terbawa suasana senja yang sakral. Adakah ini aura bidadari yang mengisi ruang senja di pantai Ngurbloat saat itu, hanya kahyangan yang tahu.
Pantai Ngurbloat kami tinggalkan selepas petang. Lain kali sepertinya kami harus coba menjadi pemburu pagi di sini, saya tahu ada pesona lain yang menanti.
Disgiovery yours!
Disclaimer:
Terima kasih kepada mas Faat, koko Sinyo, koko Leo, bang Bobby, bang Arnold yang sudah berbagi foto-foto memukau di pantai Ngurbloat. May the force be with you! 😉 Baca juga pengalaman kami lainnya selama di Kei Kecil:
Allahuakbar sunsetnya cantik sekali.
Pasir pantainya lembut banget kayaknya dan kalo siang cahaya mataharinya menyilaukan ya, kak?
Kebetulan waktu kami kesana langit sedang berawan, tapi memang tak bisa diragukan lagi pada saat tengah hari cuaca cerah dijamin bakal silau men, hehehe…
cakep benar kak sampai pasirnya putih banget pake banget
Iya kak, dan ternyata hampir semua pantai di Kei pasirnya putih lembut seperti ini 🙂
Pohon kelapa ini kenapa hits ya, tahun depan udh bongkoklah dia itu
Pohon kelapanya udah jadi maskot tak resmi Ngurbloat, sayang banget kalo sampe roboh :/
Kudu kesini. Titik. *hati mulai panas membara
*siram dengan saripati lengkoas*
wah,,, perlu dicoba ini
Mari berkunjung kak! 🙂
ijin share ya gan 🙂
Mari silakan kak.. terima kasih banyak 🙂
keren teulisannnya,,,
Terima kasih, kak 🙂