PADA hari minggu ibu Budi pergi ke pasar.
Pasar Senen namanya, adanya di Yogyakarta.
Budi dan teman-temannya ikut pergi ke pasar.
Mereka berjalan melewati gang-gang kecil sambil bercanda ria.
Pagi itu suasana pasar sudah ramai.
Budi dan teman-temannya berhenti di depan pedagang makanan.
Orang-orang sudah ramai berkerumun di sana.
“Lihat, apakah yang yang berwarna-warni itu?” tanya teman Budi.
Tampak sepanci penuh bubur nasi, dan sepanci penuh kuah merah dan kuah kuning.
Ada pula aneka gorengan dan sambal.
Budi dan teman-temannya sudah lapar.
Tapi ibu Budi sudah berjanji akan membelikan mereka nasi gudeg.
Maka mereka pun melanjutkan berkeliling pasar.
Di depan sebuah warung makanan mereka berhenti.
Ada orek tempe, tongkol goreng, dan tumis kangkung yang baru selesai dimasak.
Budi dan teman-temannya hanya bisa meneguk ludah.
Teman Budi berniat akan jajan apapun yang ditemui berikutnya.
Sampailah mereka di warung mbah Harjo penjual jamu.
Sebotol kunir asem dan beras kencur pun terpaksa dibeli.
Beruntung tadi ada mbah Harjo, karena kios berikutnya adalah milik pak Kris.
Pak Kris sungguh ramah dan mengizinkan Budi dan teman-temannya melihat-lihat.
Mereka melihat ada potongan tubuh, kaki, hingga kepala babi dijual di sana.
“Aku jadi semakin lapar!” ujar Budi bergurau.
Akhirnya mereka menemukan penjual kue pukis.
Kue itu sungguh terasa manis, lembut, dan hangat.
Budi dan teman-temannya membeli banyak kue pukis.
Lalu mereka duduk di emperan di samping mbah penjual sayur.
Mereka mengobrol cukup lama sambil menikmati kue pukis hingga habis.
“Lihat, ibu Budi datang!” sahut teman Budi.
Ibu Budi muncul sambil membawa beberapa kantung belanjaan.
“Siapa lapar?” tanya ibu Budi sambil mengajak mereka bertandang ke penjual nasi gudeg.
Budi dan teman-temannya saling berpandangan karena sebenarnya sudah kenyang.
“Nasi gudegnya dimakan di rumah saja, Bu,” pinta Budi.
Akhirnya nasi gudeg pun dibungkus.
Budi pun memberikan remah kue pukis pada seekor kucing di sudut pasar.
…
Disgiovery yours!
Lokasi: Pasar Senen, Pathuk, Yogyakarta
Kirain Pasar Senen yang di Jakarta. Soalnya di sana belum pernah melihat makanan yang dijajakan seperti ini. Kalau Jogja ya jangan dikata lagi. Suasananya bikin kangen sampai ke tulang sumsum. Aroma pasar suara-suara dan dengungan dari orang-orang sedang beraktivitas sangat khas, membuat jejak yang sangat dalam pada syaraf-syaraf Kenangan 🙂
((syaraf-syaraf kenangan))
Wow sama mbak, suasananya khas ya, pasar tapi damai gitu, tidak chaos 🙂
Btw Pasar Senen di Jakarta masih jual kue-kue basah gitu gak, mbak? Kayaknya seru juga kapan-kapan hunting foto di sana 😉
Bah! Itu jajanannya.. Kue pukis kesukaan saya, Pak. Nasi gudegnya juga sangat menggoda…..
Wah berarti cocok nih kalau ikut hunting foto pasar di Jogja 😉
Jajanan pasar yang sering aku beli itu Pukis, Arem-arem hehehhehe. Mayan buat sarapan pagi 😀
Wah iya, arem-arem enak tuh, apalagi kalau masih dapat yang hangat 🙂
mau donks pukisnya :3
Ayo kita ke pasar Senen pagi-pagi! 🙂
Jadi si Budi ini udah tinggal di mana sekarang, kak? ada IG nya kah?
Budi sudah besar dan jadi bagian kaum urban lifestyle 😉 IG-nya private, kak! #dibahas
kirain juga tadi pasar senen di jakarta.. kok rapi amat 😀
ternyata pasar senen jogja… 😀
suara sepatu kudanya mana Kang?
Hehehe jangan-jangan ada pasar senen banda? 😉
Di sini kuda gak bisa lewat, soalnya cuma pasar di dalam gang 🙂
Pasar senen masih ada kue subuh tapi sdh ga sebesar dulu areanya kak badai….ceritanya lucuu
Ngono… kapan nih manajemen ada kunjungan ke pasar subuh? 😉
Thanks kak Leo, artikel ini tercipta berkat arahan manajer profesional #jilat
Pasarnya bersih yach? Langsung membandingkan dengan pasar senen jakarta. hikksss..
Bersih, dan gak ada aroma pasar becek yang mengganggu 🙂
Makanya kami betah nongkrong di pasar ini lama-lama sambil nungguin nasi gudeg, hehehe 😀
Aku juga mikirnya pasar senen tadinya hahaha, ternyata di Jogja ya, kapan di ajak ke Jogja nih hehehe
Asyik #kodekeras bakal diajakin ke Jogja 😀 #ehgimana
Aduhhhh gudegnya bikin menggoda 🙁 1 bulan lagi balik ke Indo ke Jogja mau coba kesini ahhhhh~
Wah emang udah setahun di OZ? Atau cuma mau liburan aja? Iya dong musti coba gudeg pasar, enak deh 🙂
Ya Alloh langsung ngeces liat pukis. Dulu pas kecil suka banget makannya.
Selalu ada cerita di Pasar Tradisional ya mas Aldi 🙂
Betul! Paling demen nongkrongin pasar tradisional, apalagi yang lingkungannya bersih dan ramah-ramah orangnya dan jajanannya enak-enak 😉
Pasar tradisional memang menggoda. QAku pernah blusukan ke pasar cuma buat motret, tapi endingnya malah belanja banyak makanan tradisional ahahahhah
Iya mas, aku senang lihat2 kegiatan di pasar tradisional, apalagi di daerah2 karena bakal nemu jajanan khas 🙂
Pasar tradisional mempunyai ciri khas tersendiri yg tiada bandingnya dengan yg ada di mall – mall….
Betul sekali, dan itu yang bikin saya suka kunjungan ke sana (selain ke mall juga, hahaha) 🙂