KEBUN Raya Bogor (KRB) adalah gajah besar yang bentuk dasarnya sudah dilukiskan Prabu Siliwangi di tanah Pakuan. Taman botani ini luasnya mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Apakah gajah besar ini semacam simbol yang kemudian ditorehkan oleh Sir Thomas Stamford Raffles? Bagi saya biarkan segala macam asumsi itu, mari nikmati KRB sebagaimana mestinya.
Do you want to do it my way? Here’s how:
Best Time to Visit Kebun Raya Bogor
Pagi Hari (ROL Hunting)
Pasti banyak yang tak tahu jika Kebun Raya Bogor sebenarnya sudah buka sejak pukul 6 pagi. Loket dan pintu masuknya khusus melalui bangunan di samping gerbang utama KRB.
Saat inilah memang yang paling cocok untuk berolahraga (jalan sehat, lari, bersepeda, senam, ataupun yoga). Penikmat fotografi tentu takkan melewatkan kesempatan berburu foto ROL (ray of light) pagi hari. Saya mendapat banyak foto ROL di sisi Kolam Gunting atau di antara Koleksi Palem dan Bambu (dekat pintu 2 di sisi barat KRB). Ayo, cari sendiri spot ROL favoritmu.
Sore Hari (Tea Time With Poffertjes)
Sore (hingga malam hari) kau juga bisa masuk Kebun Raya Bogor melalui pintu 3 (seberang Pangrango Plaza). Hanya saja akses terbatas khusus untuk pengunjung Green Garden Cafe (d/h Cafe Dedaunan) saja. Tapi tak ada salahnya sesekali berkunjung ke KRB pada penutup hari untuk menikmati pemandangan matahari terbenam dari teras kafe yang menghadap Taman Astrid dan kolam teratai. Apalagi sambil ditemani teh/kopi/cokelat hangat dan poffertjes nikmat.
Sepanjang jalan dari pintu 3 menuju kafe kau akan dipandu oleh obor kecil yang dinyalakan di sisi pepohonan, menambah romantis suasana.
Musim Gugur

Sebenarnya musim gugur lokal ini bisa terjadi kapan saja, kau tinggal cari sepetak tanah lapang hijau yang dipenuhi guguran dedaunan yang punya gradasi warna coklat, kuning, hingga merah. Spot favorit saya terletak di sepanjang tepian sungai di utara Kebun Raya Bogor, atau dekat jembatan Surya Lembayung. Lokasinya di sisi sungai dimana kebetulan daun yang berguguran juga lebih banyak.
Tak usah sungkan rebahkan badan walau tanpa alas. Rileks. Dengarkan gemercik air sungai. Biarkan resonansi bumi menyapa sepanjang tubuhmu. Feels like you’re having dialogue with mother nature.
Musim Salju
Jadi sekitar bulan Agustus-September, pohon-pohon kapuk randu (Ceiba pentandra) yang banyak tumbuh di sisi timur Kebun Raya Bogor (berbatasan dengan Jl. Raya Pajajaran) mulai menyebar buah-buah kapuknya yang telah masak ke segala penjuru. Menciptakan efek salju di segala penjuru.
Musim salju lokal ini biasanya dapat ditemui di sekitar Jalan Astrid dan Green Garden Cafe (d/h Cafe Dedaunan).
My Fave Spots in Kebun Raya Bogor
Pohon Terlarang

Dijuluki Kayu Raja Dari Asia, pohon ini sempat jadi favorit saya dan teman-teman untuk dijadikan setting foto. Akarnya yang besar-besar itu bagai tentakel gurita raksasa yang mencengkeram bumi. Kau bisa menyelip di antaranya atau merangkak naik di akarnya dan membayangkan diri sebagai liliput di taman raksasa.
Sayang kini sang pohon raja sudah terlarang didekati karena rawan tumbang. Koompassia excelsa dari Kalimantan ini sudah berusia 1 abad lebih dan merupakan salah satu koleksi tertua Kebun Raya Bogor.
Kolam Gunting
Terletak di sisi Jalan Kenari 1, banyak pengunjung yang piknik di sepanjang tepian danau karena menawarkan pemandangan terbuka ke arah Istana Bogor. Kolam atau tepatnya telaga ini ditumbuhi oleh teratai dan terdapat sebuah pulau kecil di tengahnya yang dihuni oleh beragam jenis burung.
Kenapa dinamakan Kolam Gunting, karena kalau dilihat dari atas wilayah telaga ini terlihat seperti gunting. Atau kalau terlihat seperti ibu hamil mungkin bakal disebut Kolam Bunting. Demikian.
Jalan Yang Lurus
Paling benar memang mengambil jalan yang lurus, seperti Jalan Kenari 2 di KRB ini. Ia membentang lurus dari utara-selatan Kebun Raya Bogor, dan paling teduh karena dipayungi kanopi pepohonan besar di kedua sisi. Paling nyaman memang berjalan santai di sepanjang jalan ini (andai tak ada mobil lalu lalang).
Seingat saya banyak adegan film, sinetron, atau video klip musik yang mengambil setting di lokasi ini.
Makam Belanda

Komplek pemakaman ini sudah ada bahkan sebelum Kebun Raya Bogor lahir pada 1817. Lokasinya mungkin agak menyeramkan karena dikelilingi rumpun bambu yang rindang (dengarkan juga desirnya yang mengiris udara), tapi jujur saya sama sekali tak menangkap sensasi horor tiap berkunjung ke sini.
Lalu apa yang menarik? Susuri saja makam-makam yang ada disana, cari tahu siapa mereka (ada kisah 2 sahabat yang dimakamkan dalam 1 tempat), mengapa bentuk nisannya begini begitu, apa makna simbol yang terpasang di sana, dll, dsb. Lokasi ini juga menarik untuk dijadikan background pemotretan.
Fun Things To Do in Kebun Raya Bogor
Bermain Biji Bersayap
Berasal dari sejenis tumbuhan pemanjat (Alsomitra macrocarpa) yang bentuk buahnya seperti kelapa, jika buahnya sudah masak maka akan pecah dan mengeluarkan biji-biji bersayap yang melayang-layang terbang bagai elang (itulah kenapa orang Sunda menyebutnya heuheulangan). Seru lho main heuheulangan, serasa masa kecil menerbangkan kapal-kapalan kertas.
Melihat Bunga Bangkai
Sebenarnya tidak ada yang menyenangkan dari mencium bau bangkai, walaupun cuma aroma dari tumbuhan. Jujur saya malah belum pernah kesampaian melihat Amorphophallus titanum ataupun Rafflesia patma yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Tiap saya kesana pasti bunga belum mekar, tapi tiap kali mekar saya malah malas membayangkan keramaian pengunjung (jadi maumu apa, Badai?). Tapi tentu saja bisa jadi momen langka melihat sosok bunga bangkai yang moody ini (tidak tentu kapan mekarnya) sekaligus menghirup aromanya.
Menyeberangi Jembatan Putus Cinta
Saatnya uji nyali dengan pasangan! Jembatan gantung berwarna merah ini jadi terkenal karena mitos ‘siapapun pasangan yang menyeberanginya kelak akan segera putus cinta’. Saya tak paham darimana mitos tsb berasal dan tak pernah menanggapinya secara serius.
Terletak di ujung utara Jalan Kenari 2, jembatan gantung yang melintasi sungai Ciliwung ini dibatasi hanya untuk maksimal 10 orang penyeberang dalam kurun waktu bersamaan. Jika sedang banyak pengunjung, mau tak mau kau harus antri karena orang-orang bukan sekadar melintasinya, tapi juga berfoto dalam berbagai pose di tengah jembatan.
Museum Zoologi
Di dekat gerbang utama Kebun Raya Bogor terletak beberapa bangunan zaman Belanda, salah satunya adalah Museum Zoologi Bogor (MZB). Kau bisa melihat ragam koleksi hewan awetan yang sudah dikumpulkan sejak 1894. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah kerangka paus biru (Balaenoptera musculus) yang termasuk mamalia terbesar di dunia. Ada pula kisah tragis badak Tasik terakhir di tanah Priangan. Semuanya bisa diintip di sini.
Things To Avoid in Kebun Raya Bogor
Hujan lebat atau hujan angin
Daripada terkena bahaya ranting patah atau pohon tumbang, sebaiknya segera menyingkir dari lokasi.
Melintasi garis pembatas
Kini pada beberapa lokasi atau pepohonan kau akan melihat garis pembatas berwarna kuning. Artinya terdapat pohon rawan tumbang tanpa kenal waktu/cuaca, jadi sebaiknya jangan sok jagoan melintasi garis pembatas.
Hari libur atau akhir pekan
Banyak pengunjung sudah pasti, tapi yang bikin saya tak habis pikir kenapa kini kendaraan roda empat juga diizinkan masuk lalu lalang di dalam KRB. Kami jadi tak nyaman berjalan. Padahal sudah ada kendaraan shuttle yang siap mengantar pengunjung berkeliling.
Sikap tak terpuji
Buang sampah sembarangan, ngomong sembarangan, pacaran mesum di balik sesemakan/pepohonan.
Disgiovery yours!
Terakhir ke kebun raya bogor waktu masih pacaran dulu~ waktu itu iseng aja keliling – keliling, kena ujan deres juga. Tapi ga berani menyeberangi Jembatan Putus Cintanya ahaha~ 😛 jadi kangen kesini lagi 😀
Hehehe ayo musti cobain jembatan legendarisnya! Agak goyang-goyang sih karena jembatan gantung, tapi masih lebih baik daripada digantung #eh #opoiki
Aku ke Kebun Raya ciman sekali, padahal ke Bogornya berkali kali hehehe, btw nice picture banget, apalagi yang di pohon pohon itu hehehe
Next time silakan berkunjung lagi dan kunjungi spot2 yang ada di atas 😉
Wah tempatnya menggoda untuk dilewati pakai sepeda. 🙂
Itu waktu di Jembatan Putus Cinta yang belakang (cowok) mirip mas Rifqy yang punya blog papanpelangi heeeee. Mungkin cuma mirip 😀
Ada penyewaan sepeda juga di sini, mas 🙂
Itu emang mas Rifqy, tebakan anda tepat! Hehehe…
Halo mas, kuwi diriku hehehehe.
Yo yo yo Rifqy iz in da house!
Suka ama foto-fotonya Kak!
Yeay, suwun kak Ef! 🙂
Btw tiket masuk kebun raya bogor ini sekarang mahal yaaaa, kmrn mau masuk jadi batal, padahal mau mojok di semak2 hahaha
Hahaha jangan lupa bawa alas koran, kak! *malah kasih saran*
HTM 14 ribu termasuk tiket Museum Zoologi, kak 🙂
Xixixi, tau gak sih kalau aku sebenarnya anti jembatan gantung. Suka paranoid ada yg iseng goyang2in jembatan dan itu bisa bikin.vertigo aku kambuh hahaha.
Oh ya…. suka dengan cara Mas Gio ambil anhke tulisan. KRB jadi sangat menarik dng ulasan kayak gini.
Hebat euy….kepikiran
Wah tapi kemarin itu gak bikin vertigo kan, mbak?
Hehehe, tengkyu! Sekalian bantu promosi kota sendiri ceritanya 😉
Tulisane jan canggih tenan. Apik mas e 🙂
Suwun, Qy! Senang bisa berbagi 🙂
Kerennn ini tulisan, jadi tahu ada apa di Kebun Raya Bogor.
Antarrrr daku muter semuanya bulan depan, bang…. Harus! #maksamodeon 😛
Trims, kak Hal! Asik asik bulan depan ada yg bertandang! 😉
*siapin karpet merah & ronce melati*
Waduh. buat warga Jakarta ternyata nggak perlu jauh-jauh kalo cari yang hijau-hijau. Di Bogor juga ada dan rindang banget, ya.
Iya, kalau akhir pekan biasanya di Bogor jadi super macet dengan kendaraan plat B, hehehe 😉
udah beberapa kali ke Bogor, tapi blm pernah masuk ini kebun..
lewat doang dan makan McD yang ada di seberang kebun raya ini..
Aku malah belum pernah makan di McD sebelah sini, hahaha